Plt. Gubernur Aceh Luncurkan Program Budidaya Padi Sehat Serentak di Abdya

Aceh Tengah | Selasa, 16 Juli 2019

Abdya (acehtengah.go.id) - Provinsi Aceh terus menggeliat untuk memacu peningkatan produksi padi dalam rangka mempercepat program swasembada pangan. Setelah sukses melucurkan klaster IP 300 di kabupaten Aceh Besar bulan April 2019 yang lalu, upaya mendongkrak produksi padi di Aceh kini mulai ‘dilebarkan’ ke wilayah barat dan selatan. Selain wilayah Pantura Aceh yang membentang dari kabupaten Aceh Besar sampai kabupaten Aceh Tamiang, wilayah Barsela (barat selatan) Aceh mulai dari kabupaten Aceh Jaya sampai kabupaten Aceh Singkil, merupakan wilayah potensial untuk pengembangan komoditi padi sawah.

Gebrakan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh di wilayah Barsela kali ini adalah peluncuran program Budidaya Padi Sehat Serentak yang dipusatkan di Desa Blang Dalam Kecamatan Sosoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Program budidaya padi sehat serentak bertujuan agar penanaman padi dapat dilakukan serentak dan berkesinambungan, sehingga dapat meiminimalisir dampak serangan hama dan penyakit tanaman. Disebut sehat, karena program penanaman padi ini hanya menggunakan pupuk organik, sehingga padi yang dihasilkan merupakan padi organik yang tentu saja sehat dan aman untuk dikonsumsi, namun tetap mepertahankan produktifitas yang tinggi. 
Tanam perdana program budidaya padi sehat serentak untuk musim gadu tahun 2019 ini dilakukan oleh Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT bersama Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, SH , Wakil Ketua DPRA, Dalimi dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan, SP, MM serta unsur Forkopimda kabupaten Abdya, Minggu (14/7/2019) kemarin. Seluruh penyuluh pertanian yang bertugas di daerah ini juga ikut terlibat langsung dalam kegiatan ini, bahkan sudah turun berperan aktif mulai dari proses pengolahan lahan dan penyiapan benih. Sementara UPT Mekanisasi Pertanian dibawah koordinasi Kepala UPT, drh. Ahdar, MP langsung mengawal proses pengolahan lahan dengan menerjunkan puluhan personel dan menurunkan berbagai alsintan milik mereka.
Seperti diketahui, sebagian besar areal sawah di kabupaten Abdya memiliki ketersedian air yang cukup sepanjang tahun, sehingga sangat cocok untuk penerapan indeks pertanaman (IP) 3 kali setahun sebagai kelanjutan dari program Klaster 300.
Ketika memberikan sambutan sebelum melakukan tanam perdana, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyebutkan bahwa salah satu varietas padi terbaik di Aceh berasal dari Aceh Barat Daya, di mana daerah ini menjadi salah satu penyokong hasil pertanian padi di Aceh. Ia meyakini varietas padi di Aceh tidak kalah dari daerah-daerah lainnya.
“Kita punya update varietas yang tidak kalah dari daerah lain, bahkan ada yang kita research dan kita kembangkan itu sudah terverifikasi oleh perguruan tinggi,” ungkap Nova
Varietas padi yang dimaksud Nova, tidak lain adalah varietas padi lokal Abdya yang dikenal dengan padi Batatu atau Batat Tuang alias Varietas ‘Bandel’. Dinamai varietas Batat (bandel), karena jenis padi ini cukup resisten terhadap kekeringan, tidak butuh perawatan khusus namun produktivitasnya tetap tinggi. Varietas ini telah diteliti oleh Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan diharapkan bisa dilepas oleh Kementerian Pertanian sebagai varietas padi unggul lokal nasional pada tahun 2020 yang akan datang.
Lebih lanjut Nova mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi Aceh sangat memprioritaskan program peningkatan produksi padi di daerah ini dengan mengalokasikan anggaran yang memadai, karena kedepan, Aceh diharapkan mampu menjadi salah satu lumbung pangan nasional. 
Dalam kesempatan tersebut, Nova juga mengajak kalangan generasi muda di Aceh untuk tidak segan terjun ke dunia pertanian.
“Kabupaten Abdya memiliki prospek dan potensi untuk menjadi lumbung pangan khususnya padi dan ini butuh peran aktif generasi muda disini, untuk itu saya berharap generasi muda di Aceh juga turut berperan aktif dalam upaya peningkatan produksi padi di daerah ini suapa padi Abdya bisa jadi primadona ekonomi dimasa yang akan datang” sambung Nova.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan menyampaikan bahwa program Budidaya Padi Sehat Serentak ini merupakan kelanjutan dari program Klaster IP 300 dengan pola Demonstrasi Farm (Demfarm). Untuk penanaman perdana kali meliputi areal seluas 150 hektar yang dibagi dalam 3 unit Demfarm, masing-masing 50 hektare. Menurut Hanan, luas areal penanaman ini akan terus bertambah, mengingat potensinya masih sangat luas.
Untuk pelaksanaan demfarm ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh memberikan dukungan penuh melalui bantuan olah tanah gratis, benih padi, pupuk organik dan kapur dolomit serta tanaman refugia. Dukungan penuh dari Distanbun Aceh ini diharapkan mampu memberi motivasi kepada petani untuk terus melanjutkan program ini secara berkesianmbungan, sehingga target menjadikan kabupaten Abdya sebagai salah satu lumbung pangan di Aceh dapat segera terwujud.

Selain memberikan bantuan olah tanah gratis yang dikoordinir oleh UPT Mekanisasi Pertanian (Mektan), dalam kesempatan tanam perdana tersebut, Distanbun Aceh juga menyerahkan bantuan alsintan beropa 22 unit hand tractor kepada para petani peserta demfarm. Secara simbolis ke 22 unit hand tractor tersebut diserahkan oleh Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Dengan bantuan alsintan tersebut diharapkan, pengolahan lahan bisa lebih cepat efektif dan efisien, sehingga program Klaster IP 300 melalui penerapan indeks pertanaman tiga kali setahun dapat dilakukan tepat waktu dan berkelanjutan.